Makna Dalam Tembang Macapat
Sebenarnya Tembang Macapat ini menggambarkan alur kehidupan dan keberadaan (antologi), cara menemukan hakikat hidup yang benar (epistemologi) dan sekaligus mengandung nilai-nilai etik Jawa (aksiologi). Dimana ketiganya merupakan kerangka yang membangun falsafah Jawa.
Dalam falsafah Jawa fase kehidupan dikatakan dari 'Ha' ke 'Nga' dan kembali ke 'Ha' lagi (melingkar / sirkuler) . Saya disini hanya mencoba menyampaikan urutannya saja secara singkat :
1. Mas Kumambang, menyiratkan ketika manusia masih berupa nutah sampai bayi didalam kandungan Ibu.
2. Mijil, menyiratkan ketika bayi dilahirkan atau muncul / keluar dari gua garbha Sang Ibu.
3. Kinanthi menyiratkan ketika jabang bayi tumbuh menjadi anak harus selalu di kanthi (ditemani, dijaga dan dilindungi) sehingga dewasa.
4. Sinom, ketika si anak beranjak tumbuh menjadi remaja (nom-noman / taruna)
5. Asmarandana yang berarti api asmara, masa muda dan mulai mengenal cinta terhadap lawan jenis.
6. Gambuh, untuk menenangkan gejolak api asmara tersebut dibutuhkan obat (gambuh) yaitu berupa perkawinan agar api asmara yang berkobar bisa diredam.
7. Dhandhanggula, menggambarkan suka duka / pahit-manisnya dalam membina rumah tangga.
8. Durmo artinya berdharma atau memberikan baktinya kepada sesama, masyarakat dan negara baik berupa tenaga, pikiran ataupun uang (derma).
9. Pangkur, artinya mungkur atau meninggalkan arena kehidupan.
10. Megatruh atau lepasnya jiwa dari raga alias mati.
11. Pucung atau pocong artinya setelah meninggal jasad dirawat sebagaimana ketika masih hidup yaitu dimandikan, dikafani. Setelah dipocong jasad dikembalikan ke rahim Ibu Pertiwi.
0 comments:
Post a Comment